Kendaraan paling serbaguna ditemukan di Sudan Selatan


Kendaraan paling serbaguna di Sudan Selatan.

Di Sudan Selatan, negara dengan perdapatan per capita GDP sekitar US$1,000, tak ada sistem pengiriman dengan pos di sana, dan jalanan berlumpur.

Konflik militer kerap terjadi. Negeri seperti itu tampaknya bukan tempat terbaik untuk menemukan sebuah mobil baru.
Kendaraan paling serbaguna ditemukan di Sudan Selatan
Tapi itulah justru yang dilakukan oleh Chris Low. Pekerja migran Amerika ini pertamakali mengunjungi Sudan Selatan -ketika itu masih menjadi bagian Sudan- di tahun 2008, ketika ia membantu pembangunan pusat penampungan yatim piatu di sebuah kota bernama Yei, dan ia terus menerus melakukan perjalanan ke sana sejak saat itu. Ia mengalami kesulitan dengan mobil di sana.

“Saya menghabiskan banyak waktu memperbaiki kendaraan untuk berbagai organisasi tempat saya bekerja, dan kadang hal ini bikin frustrasi karena suku cadang amat sulit didapat dan mekanik terampil sangat sedikit dan tinggalnya jauh.”

Lahirlah kendaraan serbaguna buatannya, sebuah sepeda motor roda tiga kecil dengan kapasitas 150cc yang dipasangi tempat tidur serbaguna di belakangnya.

Namun kendaraan ini membutuhkan perubahan di persneling dan sulit berjalan di jalanan berlubang.

Maka Low mempertimbangkan ulang masalah ini. “Saya orang yang percaya ide kesederhanaan dalam kompleksitas,” katanya.

“Saya ingin membuat sesuatu yang memiliki suku cadang seminim mungkin, khususnya suku cadang yang tak bisa didapat di lingkungan sekitar.”

“Saya suka bekerja di bengkel besi di Afrika dan melihat mereka bisa membuat apa saja dari batangan baja dan besi rongsokan,” kata Low.

Berpegang pada pandangan itu, ia mulai membuat prototipe dari pagar besi rongsokan.

Ia memperkirakan apabila ia bisa membuat rancangan dasar yang bisa dibuat secara lokal, maka buatannya itu akan bisa juga diperbaiki dan disesuaikan untuk kebutuhan pekerjaan pertanian ke pengangkutan di proyek konstruksi hingga membawa orang sakit ke rumah sakit.

Buatan Chris ini merupakan kendaraan beroda empat dengan kerangka luar, terinspirasi ide kendaraan "PUG off-road" yang sudah ada sejak 1960an.

Persendian di tengah, menjaga keempat roda tetap melekat dan stabil di tanah.

Namun jika PUG dan sejenisnya menggunakan mesin berperapian internal dan pengendali yang rumit, "gerobak" Low sepenuhnya digerakkan listrik dengan sebuah motor mendorong setiap roda dan sebuah penyimpanan tenaga surya dipasang di atas kepala.

Penggunaan tenaga listrik ini punya keunggulan lain.

Sekalipun kaya minyak, Sudan Selatan tak punya fasilitas penyulingan, dan pasokan bahan bakar amat terbatas.

Chris dan istrinya, seorang dokter di rumah sakit ibu dan anak, baru-baru ini berada di kamp pengungsi dekat perbatasan Sudan dimana harga bensin mencapai US$30 per gallon.

“Di daerah yang lebih terpencil, tak ada bahan bakar sama sekali,” kata Chris. “Untungnya, matahari lebih bisa diandalkan ketimbang rangkaian distribusi di sini.”

Dengan hidup di luar jangkauan listrik – yang juga tak bisa diandalkan sama sekali – berarti Chris memiliki banyak pengalaman memasang dan memperbaiki panel photovoltaic untuk tenaga surya.

Batere ini – ion lithium jika tersedia, tapi beban berat kotak berkepala timbal ini membantu daya dorong – memberi tenaga 650 watt, dipesan dari Cina, dikirim lewat Uganda dan sampai ke tangan Chris lewat sebuah pesawat ringan.

Rodanya buatan Cina dengan suku cadang sepeda motor India yang tersedia banyak, dilengkapi dengan bantalan roda, rem dan sprockets seharga US$65 termasuk rantai.

Dengan dipasang di desain khusus, Chris mencatat, “Saya bisa bergerak lebih leluasa dengan ‘SUV’ ini ketimbang dengan Land Cruiser kami.”

Kemudi dibuat dengan mengatur kecepatan putaran roda melalui berbagai sistem motor yang masih dalam pengembangan.

Dan seperti pesawat jet, kendaraan Low ini 100% dikendalikan dengan kawat, dikemudian seperti pengendali nunchaku untuk permainan Nintendo Wii.

Prototipe pertama menggunakan pengendali radio control berkanal enam untuk pesawat mainan.

“Ini memberi saya fleksibilitas yang besar, murah dan saya suka adaptasi ide remote control untuk aplikasi pertanian seperti ini,” catat Chris di hackaday.io. “Area ini seperti ladang ranjau yang belum dijelajahi.”

Chris Low memperkirakan ia menghabiskan sekitar US$35 ribu (sekitar Rp470 juta) untuk kendaraan di dalamnya termasil panel surya dan batere sekitar US$2ribu (sekitar Rp27 juta).

Ketika rancangannya sudah sepenuhnya siap, ia berencana untuk mengedarkan petunjuk perakitannya langkah demi langkah, termasuk petunjuk foto untuk membuat kendaraan itu bisa diakses oleh orang yang tak paham teknik.
Kendaraan untuk segala tantangan.

Selama 130 tahun berinovasi, perancang otomotif telah menghadapi lubang pasir, batu besar, rawa-rawa, salju, parit, es, lumpur dan permukaan planet lain.

Satu halangan yang tak pernah berhasil mereka atasi adalah: kemiskinan.

Jika itu adalah rintangan yang bisa diatasi oleh kendaraan rancangan Chris Low, maka kendaraannya ini bisa jadi merupakan kendaraan paling bermanfaat di dunia.

Judul Kendaraan paling serbaguna ditemukan di Sudan Selatan
Deskripsi Di Sudan Selatan, negara dengan perdapatan per capita GDP sekitar US$1,000, tak ada sistem pengiriman dengan pos di sana, dan jalanan ...
Author
Author Rating
4.5 / 5

All Fredy Tentang All Fredy

All Fredy adalah seorang Part Time Blogger dari
Pakumbang - Landak, Kal-Bar
Indonesia
Follow All Fredy @ | | |


Share Juga Ya Ke Temen


Seo Review
Share this article :